A. Sejarah Pembentukan Kelompok
Komoditas peternakan merupakan komoditas dunia, karena adanya adaptasi hidup ternak yang luas. Hampir seluruh Negara mengenal dengan baik tentang kemoditas sapi yang merupakan penghasil bahan makanan bergizi tinggi. Dengan konsumsi sendiri maupun untuk kebutuhan ekspor. Hal ini memperlihatkan bahwa hanya dengan memanfaatkan keunggulan komparatif dan peningkatan daya saing, ada peluang bagi Indonesia untuk menjadikan ternak Indonesia sebagai produk dunia, paling tidak dalam upaya memenuhi permintaan dalam negeri.
Keberadaan lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam menujang pembangunan peternakan terutama pada peternakan sapi potong, ini dimaksudkan untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal seperti pemanfaatan jerami sebagai pakan ternak dan kotoran ternak sapi dapat dimanfaatkan dengan teknologi biogas sebagai sumber energi masyarakat serta limbah biogas tersebut dapat diproses menjadi pupuk organik yang sangat bermanfaat untuk memperbaiki unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga tidak ada limbah yang terbuang (Zero waste).
Kegiatan usaha yang kuat dan terarah tentu memerlukan kelembagaan yang kaut dan trasparan agar menjadi wadah pengembangan petani dan peternak, untuk itulah maka dibentuklah suatu kelompok Tani/Tenak dengan Nama Kelompok Tani/Ternak Tibona pada Tanggal 17 Januari 2004 di Dusun Ulugalung Desa Tibona Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Propinsi Selatan. Kelompok ini diharapkan menjadi tonggak pengembangan peternakan yang handal dan berwawasan lingkungan dengan mengoptimalkan sumberdaya local yang melimpah didaerahnya dan kedepan diharapkan menjadi cerminan untuk kelompok-kelompok lainnya. Susunan Kepenguran kelompok Tani/Ternak Tibona adalah sebagai berikut:
SUSUNAN PENGURUS KOLOMPOK TANI/TERNAK TIBONA DESA TIBONA KECAMATAN BULUKUMPA KABUPATEN BULUKUMBA
PROPINSI SULAWESI SELATAN
1. Ketua : Abd Rahman, SP
2. Sekretaris : Nurdin
3. Bendahara : Hj.Jumrah, SE
4. Manager : Nuhrah
5. Seksi-Seksi :
1. Saprodi/Pemasaran : Abd Rahman
2. Alsintan : Tuttung
3. Peternakan : Nurdin
4. Simpan Pinjam : Nuhrah
5. Pupuk Kompos : Eddeng
6. Pembenihan : Usman
Untuk mewujudkan cita-cita kedepan Kelompok Tani/Ternak Tibona Mengusung Visi dan Misi sebagai arah pengembangan kelempok, visi dan Misi tersebut adalah:
Visi
“Petani/Peternak Mandiri, Profesional dalam Mewujudkan Mandiri Pangan dan Enargi”.
Misi
1. Dalam setiap akitvitas usaha tani/ternak mengedepankan kelestarian lingkungan
2. Memaksimalkan sumberdaya local dalam aktivitas usahatani
3. Terbuka terhadap penerapan teknologi untuk peningkatan usahatani
4. Menjunjung tinggi profesionalisme usahatani
5. Transpransi pengelolaan kelompok
6. Menjadikan pemerintah sebagai mitra usaha
7. Membuka akses informasi dan akses pasar
STRUKTUR ORGANISASI KOLOMPOK TANI/TERNAK TIBONA
Gambar 1. Struktur Organisasi Kelompok Tani/Ternak Tibona
KETUA ABD RAHMAN,SP BENDAHARA Hj. JUMRAH, SE SEKRETARIS NURDIN KETUA ABD RAHMAN,SP MANAGER NUHRAH KETUA ABD RAHMAN,SP SAPRODI/PEMASARAN ABD RAHMAN,SP KETUA ABD RAHMAN,SP ALSINTAN & RMU TUTTUNG KETUA ABD RAHMAN,SP PETERNAKAN NURDIN SIMPAN/PNJAM NUHRAH PUPUK KOMPOS EDDENG PEMBENIHAN PADI USMAN ANGGOTA
B. Tujuan
Tujuan pembentukan kelompok tani/ternak Tibona adalah:
1. Sebagai wadah petani/peternak di Desa Tibona untuk berdiskusi mengenai permasalah-permasalan yang dihadapi pada usahatani/ternak dan mencari solusinya
2. Sebagai media pengembangan/penerapan teknologi pertanian dan peternakan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas
3. Sebagai wadah yang dapat menjembatani antara petani/peternak dengan pemerintah dan stakeholder lainnya dibidang pertanian dan peternakan
4. Memfasilitasi petani dan peternak dalam mendapatkan imput produksi dan pemasaran hasil
5. Mengkordinasi petani/peternak dalam hal manajemen usahatani/ternak
C. Mamfaat
Manfaat yang dirasakan petani/peternak setelah terbentuknya kelompok tani/ternak Tibona adalah:
1. Petani/peternak lebih mudah mendapatkan informasi dan teknologi usahatani/ternak
2. Produktivitas usahatani/ternak meningkat sehingga pendapatan petani/penernak juga ikut meningkat
3. Permasalahan yang dihadapi petani/peternak selama ini semakin dapat diminimalisir
4. Petani/peternak semakin dekat dengan pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha dibidang pertanian dan peternakan
5. Akses modal dan perkembagannya semakin meningkat
6. Populasi ternak dan skala usaha petani semakin meningkat
D. Aktivitas Kelompok
Pada awal berdirinya kelompok hal yang pertama kami lakukan adalah memperkuat internal kelompok dengan melaksanakan rapat setiap bulannya, diawal pelaksanaannya tentu kami menemui banyak kendala yaitu bagaimana anggota bisa aktif dalam pertemuan kolompok yang kami laksanakan setiap tanggal 14 dan hari kerja. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin banyaknya yang kami temui kendala pada usahatani kami, maka kami berinisiatif untuk mengundang dinas terkait yaitu Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura kabupaten dan Dinas Peternakan kabupaten untuk hadir pada setiap pertemuan kami, Alhadullillah banyak permasalahan Usahatani/ternak dapat kami selesaikan satu/persatu. Untuk mendanai pertemuan kami setiap bulannya, karena anggota kami semakin banyak yang hadir maka kami berinisiatif untuk melakukan arisan kelompok. Selama ini rapat dilakukan di rumah ketua kelompok terus, sehingga menjadi monoton maka pertemuan kami gulirkan pada setiap anggota yang naik arisannya, dan pembiayaan komsumsi akan dipotong pada dana arisan sekaligus untuk dana kelompok.
Pelaksanaan pertemuan kelompok bersama dengan dinas terkait inilah yang menjadikan kami dekat dengan instansi tersebut sehingga informasi dan teknologi semakin dapat kami akses, sejalan dengan itu maka kami mendapatkan bantuan alsintan pertanian patahun 2005 berupa alat perontok padi (power traiser), dan taraktor tangan pengolahan lahan. Sampai saat ini alat tersebut dapat kami kembangkan yang pada awalnya hanya satu sekarang sudah menjadi tiga buah, teknik yang kami lakukan adalah untuk petani yang diluar anggota kami akan disewakan maka keuangan kelompok akan semakin bertambah. Semakin meningkatnya system usahatani yang kami lakukan mengantar kolompok tani Tibona dilirik oleh perusahaan penangkarang benih yaitu PT.Shang Shiang Seri untuk menjadikan kami sebagai petani penangkar benih untuh benih sebar yang dimulai pada tahun 2007 sampai sekarang.
Usaha yang sangat potensial yang dapat kami lakukan adalah usaha peternakan sapi potong. Daerah kami terdiri dari lahan pertanian dan perkebunan, untuk itu kolompok kami juga fokus dalam pengembangan sapi potong ini. Di desa kami terdapat perkebunan karet seluas 1468 ha yang di bawahnya melimpah hijauan dan legume yang dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, selain itu anggota kelompok kami masih memiliki lahan perkebunan yang luas dengan rata-rata kepemilikan 0,5 – 4 ha.
Untuk peningkatan usaha ternak sapi potong kami maka harus di bekcup dengan perbaikan genetic dan penaganan penyakit, karena kami berfikir tidak mungkin bergantung terus dengan pemerintah yang tenaganya sangat terbatas untuk melayani masyarakat, maka kolompok kami berinisiatif untuk mengirim satu orang anggota kami untuk melakukan pelatihan Inseminasi Buatan (IB) dan penanganan penyakit ternak walaupun swadaya kelompok. Setelah pelatihan tersebut Inseminasi Buatan (IB) dan penanganan penyakit sudah ditangani oleh kelompok kami sendiri bahkan sudah melayani peternak yang ada disekitar kelompok. Untuk mempermudah penanganan IB maka rekording ternak kami perketat.
Usaha peternakan yang kami lakukan tidak hanya pada usaha budidaya dan penggemukan saja namun kami telah melakukan pengolahan feses menjadi pupuk kompos. Pada awal usaha pengolahan kompos tahun 2005 masih skala kecil dengan luas pengolahan 6 x 4 m dengan alat seadanya dengan produksi 10 ton perbulan. Seiring dengan perkembangan usaha dan semakin meningkatnya permintaan maka pada tahun 2009 kami meningkatkan usaha dengan memperluas gudang pengolahan menjadi 8 x 12 m dan sudah permanen walaupun alat pengolahannya masih sederhana namun produksi kami sudah meningkat menjadi 50 ton perbulan. Pelaksanaan pemasaran pupuk kompos kami bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Kabupaten Bulukumba, sehingga kami menggunakan kemasan badan usaha tersebut, walaupun pada awalnya kami menggunakan kemasan kelompok kami sendiri.
Pengolahan feses menjadi biogas telah kami lakukan pula, mulai pada tahun 2008, bekerja sama dengan Lingkungan Hidup dan Fakultas Peternakan Unhas sehingga sampai saat ini kami telah memiliki reactor biogas sebanyak 5 buah namun masih skala kecil yaitu 1 M3, namun demikian kami sangat bersyukur dapat mengurangi pengeluaran untuk bahan bakar untuk memasak dan memberikan insfirasi pengembangan biogas yang ada di sekitar kolompok bahkan sekarang sudah mulai menyebar di beberapa titik di Kabupaten Bulukumba.
Hubungan kami dengan pihak akademik dan kolompok ternak semakin meningkat ini ditandai dengan adanya beberapa kunjungan kolompok lain untuk berkunjung kekolompok kami untuk melihat aktivitas kelompok. Dari pihak akademisi kami mendapat kunjungan dari mahasiswa dari Jurusan Peternakan Universitas 45 Makassar dan kunjungan Praktek Lapang dari Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.
Untuk meningkatkan wawasan anggota dalam hal usahataninya selain melakukan pertemuan rutin kelomok. Kami juga sering mengundang pihak akademisi bekerjasama dengan Fakultas Peternakan Unhas dan pengusaha dibidang peternakan yaitu THC (Tata Harapan Cemerlang) Takalar untuk memberikan penyuluhan. Kami juga telah melakukan kunjungan ke perusahaan THC untuk melihat langsung peternakan dan pabrik pengolahan pakan ternak potong yang ada disana.
Kelompok tani/ternak Tibona kedepan akan mengembangkan pertanian ramah lingkungan dengan mengusung tema” Desa Tibona Mandiri Pangan dan Energi” konsep ini pada dasarnya sudah berjalan namun masih dalam tahap sosialisasi dan pemantapan system. Semua perangkatnya sudah berjalan dengan menjadikan ternak potong sebagai mesin penghasil daging dan pupuk organik serta energy biogas. Sehingga kedepan diharapkan dapat berkembang secara pesat dan keterlibatan pemerintah untuk mendukung konsep tersebut.
Pada bulan Apri 2009 Bapak Menteri Pertanian Republik Indonesia sempat berkunjung keKecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan dan ketua Kelompok Tani/Ternak Tibona sempat menjelaskan konsep ini kepada beliau dan responnya sangat baik dan mendukung kegiatan kelompok kami.
E. Perkembangan Kelompok
Pengembangan kelompok tidak lepas dari bantuan permodalan dari pemerintah, kelompok tani/ternak Tibona pada tahun 2004 telah mendapat bantuan permodalan kelompok dengan program Bantuan Lansung Masyarakat (BLM) dari pusat sebesar Rp.255.000.000,-. Dana tersebut dialokasikan untuk permodalan anggota untuk usaha peternakan sebanyak 25 orang untuk tahap pertama dengan pembelian ternak 3 ekor sapi sehingga totalnya 75 ekor . Pada tahap pengembalian pertama anggota bertambah 9 orang lagi dengan pengadaan sapi 3 ekor per orang sehingga bertambah lagi 27 ekor dan pengembalian kedua anggota bertambah lagi 7 orang dengan pengadaan sapi 2 ekor perorang dengan jumlah pengadaan 14 ekor jadi total pengadaan sampai awal 2009 ini sebanyak 106 ekor. Total sapi sampai saat ini yang dikelola anggota sebanyak 180 ekor, dari modal usaha yang dikelola anggota sudah melakukan penjualan yaitu pada tahun 2006 menjual sebanyak 44 ekor, tahun 2007 menjual 44 ekor dan pada tahun 2008 menjual sebanyak 41 ekor. Jadi dari modal usaha Rp 255.000.000,- telah menghasilkan sapi sebanyak 309 ekor. Dan perkembangan anggota dari 25 orang menjadi 41 orang.
Pengembangan permodalan selanjutnya, kelompok tani/ternak Tibona mendapatkan program Sarjana Membangun Desa (SMD) untuk tahun 2008 dengan besarnya dana Rp.303.000.000,- yang telah dialokasikan kepada 25 anggota sengan pengadaan sapi 27 ekor induk betina dan 25 ekor bakalan jantan. Perkembangan sapinya masih belum bertambah karena pengadaannya pada awal tahun 2009 jadi baru proses kebuntingan dan masih tahap penggemukan jadi belum ada penjualan. Untuk melihat perkembangan kelompok dan usahanya dapat dilihat dari bagan berikut.
Gambar 2. Bangan Perkembangan Kelompok
Perkembangan kelompok akan terus melebar kenggota yang lain dan diakhir pengembalian pada perguliran pertama diharapkan sudah dapat mandiri. Permodalan yang dikelola kelompok akan bergulir terus kepada anggota yang lainnya.
Untuk pengembangan kelompok selanjutnya, anggota yang mandiri akan ditawarka kepada pihak investor dan perbankan. Untuk memperluas jaringan informasi kelompok Tani/Ternak Tibona telah membuat jaringan diinternet dengan membuat Blogspot dengan nama www.koptantibona.blogspot.com dan dapat berhubungan lewat e-mail www.callink_ag017@yahoo.co.id.
F. Permasalahan yang dihadapi Selama Ini
Dalam suatu aktivitas tentu memiliki tantangan dan hambatan dalam pelaksakannya, di Kelompok Tani/Ternak Tibona memiliki beberapa hal yang menjadi pekerjaan rumah yang belum diselesaikan diantaranya adalah pengolahan pupuk kompos yang kami lakukan masih sangat sederhana sehingga memelukan mensin pengolahan kompos untuk meningkatkan kualitas dan produksi kami.
Seiring dengan bertambahnya anggota kami maka setiap pertemuan terkadang sudah tidak dimuat ruangan sehingga kami mengharapkan adanya gedung khusus kelompok sebagai ruangan pertemua, pelatiahan, sekaligus sebagai secretariat Kelompok Tani/Ternak Tibona dan menjadi pusat informasi pengembangan pertanian dan peternakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar